Serba-Serbi Indikator Moving Average Yang Perlu Kalian Ketahui

Kabar Indotek – Indikator Moving Average, Moving Average adalah salah satu indikator yang sering digunakan dalam analisis teknikal. Indikator ini dapat membantu untuk menghaluskan pergerakan harga dengan menghilangkan fluktuasi harga yang tidak relevan berdasarkan perhitungan harga masa lalu, sehingga terbentuk garis rata-rata pergerakan harga dalam periode waktu tertentu. Indikator ini tidak digunakan untuk memprediksi arah harga selanjutnya, melainkan untuk mengetahui tren yang sedang berlangsung saat ini.

Fungsi Moving Average

Metode Moving Average memiliki sejumlah fungsi, antara lain:

1. Mengidentifikasi tren nilai saham

Grafik harga yang ditampilkan bersama dengan garis Moving Average dapat membantu trader untuk mengenali tren harga saham yang sedang berlangsung. Jika harga saat ini berada di bawah garis Moving Average, maka harga cenderung menurun atau bearish. Sebaliknya, jika harga berada di atas garis Moving Average, maka tren harga cenderung mengalami kenaikan atau bullish.

2. Mengetahui kapan pembalikan tren terjadi

Kapan tren bearish berbalik arah menjadi bullish? Garis Moving Average dapat menjawabnya. Polanya dapat dilihat dari perpotongan MA20 dan MA50.

3. Menentukan posisi Support dan Resistence

Support dan Resistence adalah titik ketika harga dipantulkan kembali dan meneruskan tren, baik bearish maupun bullish. Peran Moving Average adalah menentukan letak kedua titik tersebut. Caranya adalah dengan menggabungkan dua macam Moving Average, umumnya MA20 dan MA50.

Jenis-Jenis Indikator Moving Average

Ada beberapa jenis Moving Average yaitu:

1. Moving Average Convergence Divergence (MACD)

MACD adalah indikator dalam analisis teknikal yang menggambarkan hubungan antara dua rata-rata pergerakan harga dalam suatu tren harga aset. Rata-rata pergerakan harga itu sendiri adalah rerata harga pembukaan atau penutupan perdagangan yang digambarkan dalam garis tren.

Indikator ini biasanya digunakan oleh trader untuk memahami kapan harga aset akan menjadi bullish atau bearish. Indikator ini menjadi salah satu analisis yang disukai oleh trader di seluruh dunia karena kemudahannya dan fleksibilitasnya. Karena, indikator ini bisa digunakan untuk melihat tren maupun momentum. Oleh karena itu, MACD sering digunakan oleh trader di pasar saham, obligasi, komoditas, dan valuta asing.

2. Simple Moving Average (SMA)

Ini adalah bentuk paling sederhana dari Moving Average. Indikator ini dihitung dengan menggunakan rata-rata aritmatika dari sekumpulan nilai tertentu. Dengan kata lain, analisis ini menggabungkan seluruh data aset dan kemudian dibagi dengan jumlah harga aset pada set tertentu tersebut.

3. Exponential Moving Average (EMA)

Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis Moving Average yang memberikan bobot lebih pada harga terbaru agar analisis lebih responsif terhadap informasi-informasi baru. Jika Anda menyukai moving average yang lebih sensitif dan lebih halus dalam perubahan arah tren, Anda dapat menggunakan garis Moving Average jenis eksponensial yang perhitungannya diperoleh menggunakan formula di bawah ini:

EMAt=[Vts1+d]+EMAy[1-s1+d]

Keterangan:

EMAt = MA Eksponensial hari ini

Vt = Nilai hari ini

s = bobot smoothing

d = jumlah hari

EMA menambahkan pembobotan dalam perhitungannya sehingga menghasilkan garis Moving Average yang lebih halus daripada SMA. EMA bergerak secara eksponensial, merespons lebih cepat daripada SMA karena memiliki bobot yang lebih berat daripada harga sebelumnya. Sekali lagi, terima kasih atas kemajuan teknologi saat ini, Anda tidak perlu menghitung EMA dari harga close satu per satu karena sudah tersedia secara otomatis di Investing atau di Chart Nexus.

4. Weighted Moving Average (WMA)

WMA hampir sama dengan SMA, kecuali dalam hal memberikan bobot pada data yang terbaru. Sama seperti SMA, WMA juga setiap hari membuang harga penutupan yang tertua dan menambahkan yang terbaru. WMA mengalikan faktor untuk memberikan bobot yang berbeda untuk data pada waktu yang berbeda. Dalam jumlah (n) hari, WMA hari terbaru memiliki bobot (n), (n) terbaru kedua – 1, dll, hingga bobotnya menjadi satu.

Jika kelemahan SMA adalah kurang sensitif terhadap perubahan harga terkini, maka kelemahan dari EMA adalah peningkatan jumlah sinyal palsu.

Biasanya SMA digunakan sebagai acuan batas harga. Sementara sinyal trading golden cross pada EMA dianggap sebagai sinyal untuk membeli dan dead cross dianggap sebagai sinyal untuk menjual. Namun tetap ingat bahwa sinyal yang diberikan Moving Average tidak selalu benar karena Moving Average tidak dapat berfungsi dalam kondisi sideways/harga saham bergerak menyamping atau ranging, yang artinya naik-turun dalam area support dan resistance.

 

Demikian ulasan mengenai Serba-Serbi Indikator Moving Average Yang Perlu Kalian Ketahui, semoga mudah kalian pahami dan bisa di terapkan dalam proses belajar forex kalian. Semoga sukses

administrator

Halo, Saya adalah penulis artikel dengan judul Serba-Serbi Indikator Moving Average Yang Perlu Kalian Ketahui yang dipublish pada 17 January 2023 di website Kabar Indotek

Artikel Terkait

Leave a Comment