Pengertian Pola Ascending dan Descending Triangle
Pola Ascending dan Descending Triangle – Salah satu cara untuk menganalisis pergerakan harga adalah dengan menggunakan pola pergerakan harga. Setiap pergerakan harga yang terlihat di grafik umumnya akan membentuk pola-pola tertentu yang dapat digunakan untuk memprediksi ke mana harga akan bergerak dan dari situ kita dapat mengambil posisi yang tepat.
Di antara banyak pola grafik yang ada, ada salah satu pola yang cukup mudah dikenali dan hasilnya juga dapat membuat kita senang karena bisa mendapatkan keuntungan. Pola tersebut disebut pola ascending dan descending triangle. Pola ascending dan descending triangle adalah variasi dari pola triangle selain pola symmetrical triangle.
1. Ascending Triangle
Secara harfiah, “ascending” berarti “naik”. Pola seperti ini biasanya terbentuk ketika harga sedang mengalami kenaikan tren, sehingga menunjukkan kemungkinan bahwa tren harga akan terus berlanjut. Pada grafik ascending triangle, garis bagian atas yang terbentuk cenderung lebih datar daripada miring ke atas. Ini pasti terjadi karena ascending triangle merupakan pola lanjutan yang biasanya muncul ketika terjadi uptrend.
Ascending triangle terbentuk sebagai pola yang bergerak ke atas dengan membentuk segitiga atau pola chart bullish. Dengan demikian, pola chart ini mudah diidentifikasi sehingga dapat digunakan sebagai sinyal masuk. Meskipun pada dasarnya pola ascending triangle adalah pola lanjutan, untuk dianggap sebagai ascending triangle, pola ini setidaknya harus memiliki setidaknya empat titik reversal. Cara memprediksi target pergerakan harga sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan menggunakan titik terendah dari garis yang membentuk pola awal. Biasanya, jika harga berhasil menembus titik resistance, maka dapat diprediksi bahwa harga akan kembali naik dengan target pergerakan harga yang sama dengan jarak dari titik awal ke titik akhir.
2. Descending Triangle
Sesuai namanya, “descending” artinya “turun”. Dengan kata lain, pola ini terbentuk ketika harga sedang mengalami penurunan atau downtrend. Pada pola segitiga ini, garis yang terbentuk pada bagian bawah tidak terlihat miring, melainkan cenderung datar. Jika harga berhasil menembus titik support, maka ini menunjukkan bahwa harga akan kembali turun sehingga target pergerakan harga berikutnya adalah sama dengan jarak dari titik awal ke titik akhir.
Namun, yang harus diingat tentang pola ini adalah bahwa descending triangle memiliki level support yang tidak boleh terlalu dekat dengan tempat bertemunya dua garis yang ditarik. Jika terlalu dekat, pola tersebut tidak valid. Karena pola descending triangle terbentuk pada saat downtrend, jika harga menembus lower triangle, itu menandakan bahwa harga akan terus downtrend. Target pergerakan harga juga sama tinggi dengan dasar pola tersebut.
Jika dibandingkan dengan ascending triangle, terdapat perbedaan yang cukup mendasar. Jika ascending triangle menunjukkan sinyal beli, maka sebaliknya descending triangle menunjukkan peluang jual jika harga menembus support. Jadi, descending triangle adalah kebalikan dari ascending triangle. Jika ascending triangle adalah pola bullish, maka descending triangle memiliki pola bearish karena muncul ketika harga turun.
Dapatkah kedua pola (ascending triangle dan descending triangle) muncul dalam satu grafik pergerakan harga? Jawabannya adalah bisa. Kedua pola tersebut bahkan dapat membentuk satu pola segitiga sama sisi yang sering disebut sebagai symmetrical triangle. Ini berarti bahwa pembeli dan penjual saling mempengaruhi harga sehingga penembusan harga dapat terjadi.
Demikian ulasan mengenai Pengertian Pola Ascending dan Descending Triangle, semoga mudah kalian pahami dan bisa dijadikan sebagai bahan referensi untuk kalian yang belum begitu memahami dunia trading forex. Terima kasih